Beliau pertama sekolah di ELS yang dahulu sekolah tersebut sekolah dasar untuk anak Eropa dan Belanda. Kemudian sekolah kedokteran di STOVIA yang sekarang dikenal fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Namun beliau tidak menyelesaikannya karena saat itu menderita sakit. Beliau lebih menyukai dunia jurnalistik dan menulis, itu dibuktikan dengan dia bekerja di beberapa media cetak pada masa itu.
Berdirinya organisasi Budi Utomo, beliau masuk didalamnya dan bercita-cita ingin memajukan dan menyadarkan para pribumi tentang kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Di Belanda beliau mendapat ijasah pendidikan yaitu Europeesche Akte, yaitu ijasah paling bergengsi pada masa itu.
Pada tahun 1913 beliau menikah dengan wanita keturunan bangsawan Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan keturunan pakualaman Yogyakarta. Dari pernikahan tersebut beliau memiliki dua orang anak yang bernama Ni Sutapi Asti dan Ki Subroto Haryomataram. Dan pada tahun 1922 tepat pada tanggal 3 Juli beliau mendirikan National Onderwijs Institut Tamansiswa atau sekarang lebih di kenl sebagai Tamansiswa. Yang memiliki konsep pendidikan yang baru tentang metode pengajaran.
Dan pada usia 40 tahun, beliau berubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara agar supaya lebih dikenal oleh masyarakat pribumi.
Beliau memiliki 3 semboyan terkenal yaitu Ing Ngarso sung tulodo yang berarti di depan memberi contoh, ing madyo mangun karso yang berarti di tengah memberi semangat, dan yang ketiga adalah tutwuri handayani yang berarti di belakang memberi dorongan.
Dan pada tanggal 26 April 1959 di umur yang ke 69 tahun beliau wafat di Yogyakarta.
Begitulah sedikit biografi dari pelopor pendidikan Ki Hajar Dewantara, semoga kita semakin mengenal pahlawan nasional Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar